Tak kenal maka tak sayang. Belajar mengenal berarti belajar untuk menyayangi. Untuk yang belum kenal, kamu berada pada tempat yang tepat. Untuk yang sudah kenal, apa salah belajar untuk lebih menyayangi. Selamat membaca!

Simposium: untuk apa?

Sebagai sidang tertinggi dalam perhimpunan pelajar Indonesia se-Dunia Kawasan Amerika Eropa (PPIDK Amerop), Simposium PPI se-Dunia Kawasan Amerika Eropa telah menjadi agenda rutin PPIDK Amerop yang diselenggarakan setiap tahun. Tujuan Penyelenggaraannya adalah untuk menyatukan suara dan pemikiran 31.554 pelajar Indonesia yang persebarannya meliputi 27 negara di kawasan Amerika dan Eropa .

Agenda tahunan ini dilaksanakan berdasarakan kesadaran pelajar Indonesia di Amerika dan Eropa atas perlunya wadah bagi pelajar untuk menyalurkan aspirasi guna turut serta dalam pembangunan Indonesia. Lewat Simposium ini diharapkan akan lahir rekomendasi – rekomendasi yang kemudian akan disampaikan kepada instansi pembuat kebijakan untuk dijadikan salah satu pertimbangan dalam penentuan keputusan. Dan melalui Simposium ini pula, pelajar Indonesia di kawasan Amerika Eropa menunjang keberlangsungan organisasi yang simposium pertamanya diselenggarakan pada tahun 2013 lalu ini.

Agenda tahunan ini dilaksanakan berdasarakan kesadaran pelajar Indonesia di Amerika dan Eropa atas perlunya wadah bagi pelajar untuk menyalurkan aspirasi guna turut serta dalam pembangunan Indonesia. Lewat Simposium ini diharapkan akan lahir rekomendasi – rekomendasi yang kemudian akan disampaikan kepada instansi pembuat kebijakan untuk dijadikan salah satu pertimbangan dalam penentuan keputusan. Dan melalui Simposium ini pula, pelajar Indonesia di kawasan Amerika Eropa menunjang keberlangsungan organisasi yang simposium pertamanya diselenggarakan pada tahun 2013 lalu ini.

Lebih dari itu, melalui Simposium pulalah, pelajar Indonesia di kawasan Amerika dan Eropa menjalin silaturahmi untuk memupuk rasa kekeluargaan antar sesama, guna membendung rasa rindu kepada tanah air.

Sejarah penyelenggaraan

Sejak organisasi PPI se-Dunia Kawasan Amerika Eropa pertama kali berdiri, hingga saat ini telah terselenggara enam Simposium PPI se-Dunia Kawasan Amerika Eropa di enam kota berbeda kawasan Amerika dan Eropa. Dan setiap tahunnya Simposium ini selalu mengangkat tema yang berbeda berdasarkan isu dan topik yang sedang hangat di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu isu yang pernah diangkat adalah mengenai tentang kemajuan pariwisata Indonesia yang berkelanjutan pada Simposium PPI Dunia Kawasan Amerika Eropa tahun 2019.

Simposium 2013, Istanbul

Pertama kali diselenggarakan di Istanbul, Simposium kali ini mengangkat tema “Mengoptimalkan Peran Demokrasi dan Kemajuan Ekonomi Indonesia sebagai Modal Menjadi Bangsa yang Besar.”

Berlangsung dari tanggal 17-19 Mei 2013, dari Simposium ini lahir “Draft Istanbul,” berisikan pemikiran-pemikiran pelajar yang mencakup tiga topik: demokrasi dan kepemimpinan, sains dan teknologi serta ekonomi dan kewirausahaan.

Secara keseluruhan, rangkaian acara simposium pertama ini memberikan banyak manfaat kepada delegasi. Salah satunya kesempatan untuk memperoleh pengetahuan substansial dari pembicara yang hadir dalam seminar. Pembicara yang hadir, diantaranya adalah Menteri Pemberdayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, Ir. H. Azwar Abubakar M.M. Beliau menyampaikan materi terkait demokrasi dan kepemimpinan dengan tema “State Running Government ke Society Running Government menuju Indonesia 2025: Peran Kementrian PAN-RB dalam menata Reformasi Birokrasi.

Simposium 2015, Moskow

Bertempat di negara dengan wilayah terluas di dunia, Simposium kedua PPI se-Dunia Kawasan Amerika dan Eropa ini memahami pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa untuk menyambut Komunitas ASEAN 2015. Contohnya pada salah satu poin penting yang disampaikan dalam Simposium ini, tentang perlunya membangun sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi tanpa kehilangan jati diri sebagai bangsa. Karena, mengutip kata-kata salah satu pembicara, dengan jati diri yang kuat, akan kuat pula daya saing kita terhadap negara lain.

Meski berlangsung pada tanggal 6 – 8 Mei 2015, dinginnya angin musim semi Rusia terkalahkan oleh hangatnya persatuan dan kesatuan yang dibangun oleh para pelajar pada Simposium kala itu. Dibuktikan dengan lahirnya “Manifesto Moskow” yang menjadi buah tangan untuk pemerintah Indonesia.

Simposium 2016, Rijswik

Mengambil tempat di Rijswik, Belanda, pada 24-26 April 2016, Simposium ketiga PPI se-Dunia Kawasan Amerika Eropa ini mengangkat tema “Memaknai Kembali Identitas Bangsa dalam Rangka Menghadapi Komunitas ASEAN”.

Dari Simposium ini dicetuskan “Rekomendasi Rijswik” yang mencakup bidang politik dan hukum, sampai dengan bidang teknologi. Salah satu poin yang direkomendasikan adalah perlunya untuk merealisasikan pembangunan reaktor PLTN sebagai wujud optimalisasi bauran energi baru dan terbarukan di Indonesia.

Dihadiri oleh 27 delegasi dari 14 negara kawasan Amerika dan Eropa, Simposium ini sukses membangun kembali semangat nasionalisme pesertanya melalui penyusuran kembali sejarah perjuangan Indonesia dalam acara Napak Tilas Kota Leiden. Kota ini pula yang menjadi tempat terbentuknya Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) pertama pada tahun 1922.

Simposium 2017, Washington D.C.

Dilatar belakangi oleh ketidakstabilan regulasi dan perkembangan dunia ekonomi digital di Indonesia, Simposium yang diselenggarakan pada 19-21 Mei 2017 ini, mengangkat tema “Kekuatan Bangsa, Ekonomi Digital sebagai Keunggulan Bersaing Indonesia.”

Salah satu topik yang disoroti pada Simposium ini adalah kedewasaan sikap sebuah bangsa di Era Digital Ekonomi. Era dimana satu “click” bisa membawa dampak yang besar.

Selain itu, peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam industri ekonomi digital juga tak luput menjadi sorotan. Pada kesempatan ini, dipaparkan perlunya kontinuitas untuk meng-update kualitas sumber daya manusia seiring dengan dinamisnya evolusi teknologi.

Simposium 2018, Hannover

Menyoroti tema “Securing Indonesia’s Energy Sovereignty: The Security – Economy – Sustainability Nexus,” Simposium ini dihadiri oleh 32 delegasi 17 negara kawasan Amerika dan Eropa.

Pembahasan yang dilakukan meliputi bidang ekonomi energi, kebijakan dan ketahanan energy, serta teknologi. Hasil dari pembahasan ini tertuang pada surat keputusan Dewan Presidium PPI Dunia.

Pada Simposium ini disoroti pula langkah – langkah yang perlu diambil untuk mendukung revolusi industri 4.0. Salah satu langkahnya adalah peningkatan peran penelitian dan pengembangan pada bidang energi.

Simposium 2019, Barcelona

Pada Simposium ini disoroti pula langkah – langkah yang perlu diambil untuk mendukung revolusi industri 4.0. Salah satu langkahnya adalah peningkatan peran penelitian dan pengembangan pada bidang energi.

Dari Simposium ini lahir “Rekomendasi Bercelona untuk Kemajuan Pariwisata Indonesia yang Berkelanjutan.” Salah satu poinnya adalah perlunya kelengkapan informasi khususnya di lokasi rawan bencana dan dukungan dana berkelanjutan guna mendukung kemajuan pariwisata yang berkelanjutan.

Selain itu, selama empat hari di Barcelona, 25 – 28 April 2019, dirumuskan pula kebutuhan melakukan digitalisasi pada industri pariwisata Indonesia dan peningkatan aksesibilitas transportasi serta standar akomodasi. Untuk menunjang hal tersebut, salah satu pembicara menyatakan perlunya penerapan ABCDE: A – Access, B – Better, C – Connect, D – Disintermediate dan E – Educate.

Next Symposium 2020? Ready?

Menyambung estafet penyelenggaraan Simposium PPI Dunia Kawasan Amerika dan Eropa, pada tahun 2020, Istanbul, Turki, dipilih sebagai tempat penyelenggaraan selanjutnya.

Berlatar belakang pada lajunya revolusi industri yang saat ini mencapai 4.0, Simposium ini mengangkat tema “Achieving the Sustainable Development Goals: Contriving The Blueprint to Face Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0.”

Melalui tema ini, diharapkan dapat terkajinya hal – hal penting yang akan terdampak dan yang perlu pemerintah persiapkan setelah pemerintah menargetkan 44 startup unicorn serta menjalankan program 1.000 startup digital yang diproyeksikan tercapai pada 2020 mendatang.

Untuk itu, pada Simposium ini dipersiapkan 5 tim kajian yang meliputi 5 tema:

  1. Digitalization and its impact on the national economy.
  2. Digitalization of agriculture, marine, and animal husbandry.
  3. Academic impacts of digital education.
  4. Impact of digitalization on art and culture.
  5. Application of digital technology in the public sector.

Melalui kelima tema tersebut diharapkan Simposium PPI Dunia Kawasan Amerika dan Eropa mampu menghasilkan kajian yang bersifat komprehensif serta dapat dijadikan masukan dan pertimbangan kepada pemerintah pusat maupun daerah untuk meningkatkan perkembangan bisnis kreatif dan dalam waktu yang bersamaan dapat mempertahankan keberlanjutan bisnis yang telah ada.

Selain itu, bersamaan Simposium ke-7 PPI Dunia Kawasan Amerika dan Eropa ini, akan diselenggarakan Konferensi Internasional  dengan nama “ISASTech: International Symposium on Applied Science and Technology.” Tujuan konferensi ini adalah untuk memberi nilai lebih pada rekomendasi yang akan dihasilkan. Jadi, apa yang ditunggu? Apakah kamu akan jadi bagian dari Simposium PPI Dunia Kawasan Amerika Eropa 2020, Istanbul, Turki?

Sampai bertemu di Istanbul! Salam Perhimpunan!

Recommended Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *